.

.

Senin, 28 Maret 2011

Pyramid: One of the Seven Wonder

Mesir adalah negeri eksotik yang menyimpan sejumlah misteri tanpa jawaban. Di tengah gurun yang panas dan kering, di sana tertumpuk batu2an seberat puluhan ton. Setiap orang tau kalo batu2an itu nggak asal tumpuk, tapi membentuk bngunan megah yang mengagumkan. Siapa sih yang nggak tau piramida? Bangunan berbentuk limas yang dibuat dari batu bersusun. Piramida2 ini nggak cuna ditemukan di mesir, ada juga di Amrik bagian tengah, selatan, di Asia juga ada. Candi Borobudur sebagai candi Buddha terbear di dunia pun termasuk sebagai bentuk piramida dalam versi lain.

Piramida tertua di mesir terletak di Saqqara yang merupakan kuburan Fir’aun Djoser yang diperkirakan dibangun pada 2600 BC. Sementara itu, piramida terbesar di mesir dinamakan Piramida Khufu (Cheop) yang merupakan salah satu dari piramida yang terletak di Giza. Konon, piramida terbesar ini dibangun sebagai makam Raja Khufu dari dinasti ke-4 Mesir yang memerintah dari 2590-2567 BC. Luasnya sekitar 0,5 km persegi dengan tinggi 148 m. Jumlah batu yang digunakan mencapai 2,5 juta blok batu, masing2 blok seberat 2 sampai 70 ton, sehingga berat keseluruhan bangunan ini mencapai 6,5 juta ton. Pembangunannya diperkirakan memakan waktu 70 tahun (Cadassss, mayatnya keburu busuk kali tuh ya kalo nggak dibikin mumi..) dan mengerahkan 20.000-30.000 orang. Sungguh bukan pekerjaan yang mudah.

Kenapa sih orang jaman dulu suka bentuk limas, padahal ‘kan bikinnya susah….?

Menurut para ahli, bentuk limas inilah yang paling sederhana yang paling awal diketahui manusia. Namun apabila dipikirkan ulang, bentuk limas ini nggak sesederhana kelihatannya. Supaya mendapatkan bentuk limas yang sempurna, seorang arsitek harus menhitung sudut2 keempat sisi sehingga memperoleh bentuk kerucut. Kalo miring sedikiiiiit aja, keempat sisi nggak akan meyatu di titik puncak limas. Kalo ini terjadi, maka pembangunan limas dinyatakan gagal. Giiiiiiilaaaa, gue aja kadang2 ngegambar limas pas pelajaran Math aja mencong2 gitu, jadi diapus terus digambar ulang lagi…. (-___-)’

Selain itu, hal lain yang perlu dipikirkan adalah bagaimana memotong, mengangkut dam memasang balok2 batu itu ke tempatnya? Batu2 tersebut dipotong dengan ketepatan ekstra sehingga ketika ditumpuk nggak menyisakan celah, bahkan elembar kartu kredit pun nggak bisa menelusup ke celahnya.

Terdapat perbedaan antara piramida di Mesir dengan yag didirikan suku Maya, Toltec, Inca, dan Aztec. Piramida yang dibangun suku Maya misalnya, puncak piramidanya berbentuk datar sedangkan yang ada di Mesir ujungnya lancip.

Sampai pada 2008, di Mesir telah ditemukan pyramid berjumlah 118 buah, tapi Piraida Khufu memiliki karakteristik yang berbeda, terutama patung Sphinx yang berada di depannya. Hal ini menimbulkan sangkaan bahwa piramida terberat yang pernah didirikan manusia dan patung Sphinx itu bukan hasil pembangunan bangsa Mesir kuno, melainkan bangsa sebelumnya yang sudah lama punah.

Yang bikin Piramida Khufu lebih cadassss dari piramida lainnya yaitu empat sisinya yang sejajar dengan 4 arah mata angin: utaram timur, selatan, dan barat. Ketidaksesuaian hanya terjadi di arah utara yang berbeda 1/12 derajat aja. Hal ini cukup mengejutkan para ahli sejarah. Bagaimanakah bangsa mesir dapat memiliki pengetahuan mengenai arah mata angin sedangkan kompas baru ditemukan sekitar tahun 1.500 BC. Nggak cuma itu,apa yang diungkapkan Max Toth, ilmuan peneliti piramida lebih mengejutka lagi. Kata Max, pembangunan piramida Khufu mewakili hokum universal yang diekspresikan secara geometri. Contonya adalah piremeter piramida, yaitu jarak antara empat sisi di dasarnya ternyata memiliki korelasi lingkaran bumi. Trus, rasio antara tinggi piramida dan piremeter dasarnya persis 3,14 atau yang kita kenal sebagai phi. Ada lagi yang lain, yakni jumlah hari dalam 100 tahun adala 36.524 hari. Ini sesuai dengan total inci pada perimeter piramida. Bukan itu saja, temperature di dalam piramida berada pada kondisi tetap 69 derajat Fahrenheit, sama pesisi dengan temperature internal bumi. Perhitungan yang luar biasa ini mustahil banget disebut dengan kebetulan.

Ahli mengemukakan perkembangan budaya Mesir mungkin bukan berasal dari daerah aliran Sungai Nil, melainkan berasal dari budaya canggih yang lebih awal ribuan tahun sebelum bangsa Mesir kuno mengembangkan kebudayaannya. Namun sejarah kebudayaan yang agung itu hilang tertelan waktu. Fakta yang mendukung teori ini adalah patung Sphinx yang berkeadaan sangat parah tergerus erosi. Banyak yang memperkirakan erosi yang terjadi di Sphinx berbeda dengan erosi yang terjadi di bangunan lain di kerajaan/dinasti keempat. Tulisan berbentuk gajah dan prasasti yang ditinggalkan dari masa kerajaan keempat tidak mengalami erosi yang parah seperti yang terjadi pada Sphinx.badan singa bermuka manusia itu, selain kepala, jelas terlihat bekasi erosi. Beberapa bagian mengalami erosi sampai kedalaman 2 meter lebih. Perkiraannya adalah akibatsebuah banjir dahsyat tahun 11.000 BC dan hujan lebat yang silih berganti mengakibatkan erosi. Perkiraan lainnya adalah air hujan dan angin. Akan tetapi meragukan jika pelaku erosi adalah air hujan sebab beribu-ribu tahun yang lalu sampai sekarang di daerah tinggi jazirah, air hujan tidak selalu mencukupi. Tapi menurut gue pribadi sih, bisa aja karena air hujan. Coz padang pasir ‘kan terbentuk karena batu yang mengalami panas dan hujan yang silih berganti dalam waktu yang lama. Berarti ada kemungkinan sebelum menjadi padang pasir yang kering gini, jazirah itu dulunya adalah tanah berbatu besar seperti tempat biasanya, cuaca dan iklimnya juga seperti biasa yang memungkinkan adanya hujan dan panas bergantian. Keadaan berjuta tahun yang lalu ‘kan beda banget sama keadaan sekarang. Yeah, that’s my argument.

Terlepas dari penelitian Piramida Khufu, orang2 zaman sekarang pun masih bertanya-tanya bagaimanakah sebuah piramida dibangun. Balok2 batu dengan berat puluhan ton, dipotong dengan ukuran tepat lalu disusun dengan cermat. Bagaimana memotong, mengangkut, dan menata batu2, itu masih jai misteri. Tak pelak lagi, hal2 yang berbau supranatural kerap dikemukakan. Sudah bukan rahasia lagi pembangunan piramida dikaitkan dengan ‘tamu asing’ alias makhluk luar angkasa. Tapi menurut gue, hal yang satu itu cuma imajinasi yang ada di game deh.

Jean Champollion, Bapak Pengetahua Mesir Kuno Modern (Lho?? Kuno kok modern??) mencoba berargumen bahwa orang yang mendirikan piramidaberbeda dengan manusia sekarang. Mungkin mereka memiliki tinggi 10 kaki yang tingginya sama seperti manusia raksasa. Senada dengan itu, Master Li Hongzhi juga pernah menyinggung kemungkinan tersebut. Wadduuuh, Eyang Jean Champollion… menurut aku sih, nggak mungkin manusia yang bikin tu piramida adalah manusia raksasa, coz ‘kan mumi raja yang ada di dalem makam di piramidnya biasa aja ‘kan ukurannya.. Hmm, bisa aja sih ukurannya lebih besar daripada ukuran manusia jaman sekarang, tapi nggak segitu juga kaliiii. Paling gede ya sekitar tingginya Meganthropus Paleojavanicus deh, sekitar 180-200 cm. Meganthropus ‘kan manusia purba yang paling tua gitu, Insya Allah manusia yang hidup di jaman Mesir kuno pun segitu juga.  Udah gitu, kita bisa mengira-ngira ukuran tubuh manusia jaman mesir kuno dari ukuran makamnya. Makam fir’aun mencapai 10 kaki nggak? Kalo nggak, bayangin aja kalo rajanya aja punya ukuran badan kurang dari 10 kaki, masa’ pekerja alias budak2nya bisa lebih tinggi dari rajanya, ya nggak? Hehe.

Intinya sih, “Manusia tidak dapat memahami bagaimana piraimda dibuat. Batu yang begitu besar bagaimana manusia mengangkutnya……?”

Tidak ada komentar: